Bu Renti, idaman sekolah
Bu Renti…itu terkenal lho. Bu Renti itu selalu mendampingi para Guru, karyawan, siswa dan seluruh warga sekolah SMP Muhammadiyah 18 Gunung Anyar Surabaya. Bu Renti selalu standby 24 jam, jadi bukan hanya di sekolah saja. Wah… luar biasa. Bu Renti…
Tapii….Bu Renti bukan seorang wanita ya. Bu Renti juga bukan seorang guru perempuan. Bu Renti juga bukan walimurid. Tepatnya Bu Renti itu adalah lambang kebaikan di Sekolah Muhammadiyah di Surabaya, terkhusus di SMP Muhammadiyah 18 Surabaya. Jadi Bu Renti adalah Budaya Rendah Hati.
Akhlak Menjadi pribadi yang baik adalah suatu tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena kebaikan itu adalah dakwah terbaik agar menghasilkan keturunan muslim yang kuat.
Dalam pendidikan selama 8 jam di sekolah, pembelajaran rendah hati bukan hanya menjadi sebatas penyampaian lisan saja atau berupa buku bacaan. Tetapi pembelajaran rendah hati juga harus dicontohkan dan menjadi budaya yang selalu diterapkan sehari-hari.
Penerapan contoh budaya rendah hati oleh seorang guru adalah senyum, sapa dan salam, baik kepada siswa, wali murid, karyawan, kepala sekolah, maupun pada sesama guru.
Seorang kepala sekolah juga menerapkan budaya rendah hati ini dalam sikap sehari-hari. Bukan hanya di sekolah saja tetapi dalam pribadi sehari-hari. Contoh dalam berpakaian, seorang kepala sekolah tidak menggunakan jas atau seragam yang menunjukkan setelan gaya “BOS”. Pemimpin adalah tugas dan amanah seorang kepala sekolah, pelaksananya tetaplah seorang manusia biasa yang mempunyai sifat dasar sosial dan fitrahnya yang baik. Lebih dari sekedar senyum sapa salam, tetapi metode Budaya Rendah Hati seperti melakukan pendekatan humanis (non formal) kepada seluruh warga sekolah, mencoba mencari tahu background setiap siswa, setiap guru, setiap karyawan, setiap orang tua, setiap warga sekitar sekolah. Kesemuanya itu penting menjadi pribadi keseharian seorang kepala sekolah dalam mewujudkan budaya rendah hati.
Dampak yang didapatkan apabila guru, karyawan dan kepala sekolah menerapkan sikap rendah hati ini adalah siswa menjadi ramah, mudah menyapa guru, mudah bercerita tentang masalahnya kepada guru atau karyawan yang dipercaya sebagai seorang tempat curhat. Sehingga siswa berangkat sekolah akan seperti siswa berangkat kepada rumah keduanya. Semua masalah akan mudah tertangani oleh bantuan dan dukungan dari para guru dan karyawan di sekolah. Sehingga psikologi para siswa menjadi psikologi ceria, semangat, dan tetap mengedepankan norma-norma yang baik kepada para guru dan karyawan di sekolah.
Alhamdulillah budaya kebaikan rendah hati itu selalu diterapkan di SMP Muhammadiyah 18 Surabaya. Kami percaya, pembelajaran kebaikan kepada siswa, akan menjadikan pembelajaran dasar yang utama ketika para siswa kelak menjadi orang tua. Budaya ramah, sabar, empati, dan sikap baik yang lainnya akan menghasilkan generasi Islam yang kuat, dan menjadi Generasi Emas Indonesia.
Mari selalu mengidolakan Bu Ranti yuk dalam kehidupan sehari-hari
Salam kreatifitas
Ari Sutikno
RS Anwar Medika, Sabtu, 1 April 2023