JADI “PASUKAN AKAL SEHAT?” WHY NOT?!

JADI “PASUKAN AKAL SEHAT?” WHY NOT?!

Oleh: Zahrotunnisa, Kharismatur R, S.Pd.

Halo e-Schooler?!, pada kesempatan kali ini Ustazah Nisa akan membahas tentang salah satu konsep penting dalam agama Islam, yaitu Akil Baligh. Akil Baligh merupakan masa dimana seseorang telah mencapai kematangan fisik dan mental, sehingga dianggap sudah dewasa dalam pandangan agama Islam. Namun, tahukah kalian bahwa ada perbedaan antara Akil dan Baligh?

Akil sendiri merujuk pada kecerdasan dan kemampuan berpikir yang matang, sedangkan Baligh mengacu pada kedewasaan fisik dan telah mencapai usia pubertas. Kedua hal ini sangat penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim.

Dalam Islam, akal memiliki peran yang sangat penting. Dalam Al-Qur’an kata al-‘aqlu diulang lebih dari 40 kali, salah satunya dalam QS. Al-Baqarah ayat 269 yang artinya, “Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa diberi hikmah, ia benar-benar telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada orang yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” Akal juga menjadi syarat wajib ibadah (shalat, puasa, dll), sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak sah shalat seseorang yang tidak berakal.”

Peran akal berikutnya adalah membedakan manusia dengan makhluk lain, dalam QS. Al-A’raf ayat 79 disebutkan, “Allah menciptakan banyak jin dan manusia yang memiliki akal, namun sebagian dari mereka tidak menggunakan mata, telinga, hati, dan akal untuk memahami ayat-ayat Allah. Mereka disamakan dengan binatang ternak dan dianggap lebih sesat.”

Namun, sayangnya kita sering melihat generasi muda yang sudah mencapai usia baligh namun belum memiliki kematangan akal. Buktinya dapat dilihat dari maraknya kasus-kasus kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, dan perilaku menyimpang lainnya. Hal ini menjadi contoh nyata bahwa baligh tanpa akil dapat membawa dampak buruk bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Lalu, bagaimana cara menyehatkan akal? Berikut Ustazah Nisa bagikan caranya:

  1. Bersyukur, berdo’a, dan meminta kepada Allah
  2. Amati: Lihat, dengar, rasakan
  3. Belajar: Bertanya dan berdiskusi
  4. Bayangkan berada di posisi orang lain
  5. Ketika akan berbuat sesuatu, tanya pada diri sendiri:

– Manfaat apa yang saya dapat dari ini?
– Akibat dan konsekuensi apa yang akan saya hadapi jika tidak melakukannya?

Di SMP Muhammadiyah 18 Surabaya, kita semua sudah berkomitmen menjadi “Pasukan Akal Sehat” yang bertugas memberantas kejahilan, ketidaktahuan, dan kebodohan. Dengan upaya ini diharapkan generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki akal yang sehat dan matang.

Para e-Schooler yang hebat, mari kita bersama-sama menjaga kesehatan akal kita agar dapat menjadi generasi yang cerdas dan bertanggung jawab. Dengan demikian, kita dapat memberikan kontribusi positif bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan agama. Terima kasih sudah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat.

Salam #RamadanKuduBerkesan!,

Ustazah Nisa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact person kami siap menjawab pertanyann Anda